Kumpulan Soal Latihan Pra UN SMP 2011

Udah akhir Januari nih, besok udah Februari, dan nggak lama lagi bakalan UN. Waduh, gaswat tuh. Ditambah lagi isu-isunya akan ada 20 paket soal, wah, bakalan nggak bisa nyontek nih. Nggak bisa nyontek berarti nggak lulus? Ckckck, paham yang sangat primitive.

Oke, daripada bingung mikirin caranya nyontek, mending download aja file-file latihan ini untuk mengasah otak kita agar nanti sekitar tanggal 16 Mei semuanya teriak “Alhamdulillah, AKU LULUS!” Aminn..

Nah, ini dia link downloadnya. Aku ambilnya dari soal-unas.

1. Matematika, download disini

2. IPA, download disini

3. Bahasa Indonesia, download disini

4. Bahasa Inggris, download disini

Oke, silahkan di download 🙂

Tragedi Barbie | Edisi Revisi

Jessi, hanya seorang anak kecil yang lugu. Pipinya yang chubby dan merah menandakan bahwa dirinya hanyalah gadis belia yang masih memerlukan boneka. Boneka barbie tepatnya.

Siang itu dia sedang berjalan dengan terseok-seok di atas trotoar jalan, tangan kanannya sedang menggenggam erat tangan seorang wanita muda yang ber makeup tebal.

“Itu..” dia menunjuk ke dalam toko mainan, berjejer banyak boneka barbie tanpa ekspresi. Lanjutkan membaca

Kemudian.com | Forum Tempat Share Tulisan

Kali ini saya perkenalkan Kemudian.com, atau lebih singkatnya K.com. Situs ini merupakan forum penulis dimana si penulis dapat membagi karyanya yang berupa cerita pendek, bersambung, novel, dan juga puisi kepada orang lain. Penulis juga bisa memberi komentar kepada hasil karya orang lain.

Lanjutkan membaca

Tragedi Barbie

Jessi, hanya seorang anak kecil yang lugu. Pipinya yang chubby dan merah menandakan bahwa dirinya hanyalah gadis belia yang masih memerlukan boneka. Boneka barbie tepatnya.
Siang itu dia sedang berjalan dengan terseok-seok di atas trotoar jalan, tangan kanannya sedang menggenggam erat tangan seorang wanita muda yang ber makeup tebal.
“Itu..” dia menunjuk ke dalam toko mainan, berjejer banyak boneka barbie tanpa ekspresi.
“Ibu kira bonekamu sudah ada sepuluh, Jessi?” wanita muda itu berjongkok sehingga tinggi badannya sekarang setara dengan anaknya. Jessi memanyunkan mulutnya, membuatnya semakin menggemaskan. “Oh, baiklah,” wanita muda itu menyerah, ia segera menggendong anaknya itu untuk masuk ke toko mainan.
Lanjutkan membaca

Surat Terakhir

Langit sedang mendung. Tajamnya cahaya matahari pun tidak dapat menembus ketebalan awan. Ida menengadah ke langit lewat jendela kaca besar, rintik-rintik hujan mulai turun. Sama seperti hatinya yang sedang gerimis.

“Kirimi aku surat,” kata-kata itu masih terngiang di telinganya. Itu kata terakhir yang diucapkan Adnan. Bukan “selamat tinggal” atau pun “sampai jumpa lagi”. Tapi setidaknya itu sudah cukup membuat Ida senang.

***

Kamis, 23 Januari 1997

Assalamu ‘alaikum, Adnan.

Kamu baik-baik saja, kan? Yah, semoga kamu sehat-sehat saja di sana. Aku? Kamu bertanya tentang keadaanku? Kalau aku sih, baik-baik saja. Aku hanya ‘sedikit’ khawatir dengan kesehatanmu, Ad. Dulu kamu sering sakit di sini, dan itu hanya gara-gara beberapa tetes air hujan. Tapi kuharap, kamu akan lebih baik di sana.

Lanjutkan membaca